Zat besi adalah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk membuat sel darah merah dan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Pada bayi, kebutuhan zat besi meningkat pesat seiring pertumbuhan otak dan tubuhnya.
Sayangnya, banyak bayi tidak mendapatkan cukup zat besi, terutama jika masih mengandalkan ASI eksklusif. Untuk itu, suplementasi zat besi mulai usia 6 bulan sering direkomendasikan oleh dokter dan organisasi kesehatan dunia.
Apa itu Suplementasi Zat Besi?
Suplementasi zat besi adalah pemberian tambahan zat besi dalam bentuk tetes, sirup, atau bubuk yang dikonsumsi secara oral. Bentuk suplementasi ini berbeda dari makanan alami, karena dirancang khusus agar mudah diserap oleh tubuh bayi, terutama saat asupan zat besi dari makanan belum mencukupi kebutuhan hariannya.
Suplementasi zat besi biasanya diberikan dalam bentuk ferrous sulfate atau formulasi lain yang aman untuk bayi. Pemberiannya harus sesuai anjuran dokter, karena dosis yang tepat sangat penting.
Dosis yang terlalu sedikit tidak akan memberikan hasil yang efektif, sementara terlalu banyak bisa berisiko bagi kesehatan.
Mengapa Bayi Membutuhkan Suplementasi Zat Besi?
Bayi lahir dengan cadangan zat besi yang cukup untuk 4–6 bulan pertama kehidupannya. Namun, setelah usia 6 bulan, cadangan ini mulai menipis, sementara kebutuhan zat besi meningkat drastis.
Peningkatan kebutuhan zat besi ini disebabkan oleh banyak hal, di antaranya:
- Pertumbuhan pesat bayi antara usia 6-24 bulan
- ASI tidak lagi cukup sebagai sumber zat besi harian
- MPASI sering kurang zat besi. Banyak orang tua memulai MPASI dengan bubur nasi atau buah, yang rendah zat besi. Padahal, bayi usia 6–23 bulan membutuhkan sekitar 8–11 mg zat besi per hari
- Risiko anemia tanpa asupan zat besi yang cukup
Baca Juga: Selain Bayam, Inilah Sumber Makanan Alami Kaya Zat Besi
Manfaat Suplementasi Zat Besi
Memberikan suplementasi zat besi secara teratur pada bayi usia 6 bulan ke atas memiliki banyak manfaat, baik jangka pendek maupun jangka panjang, di antaranya:
Mencegah anemia
Anemia defisiensi zat besi adalah anemia paling umum pada bayi dan balita. Gejalanya bisa tidak terlihat jelas, tetapi efeknya nyata.
Bayi yang mengalami kekurangan zat besi terlihat lebih lesu, kurang responsif, dan mudah lelah. Suplementasi zat besi secara dini dapat mencegah atau mengobati anemia, sehingga bayi tetap aktif dan sehat.
Mendukung pertumbuhan otak
Zat besi sangat penting untuk perkembangan otak, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupannya. Kekurangan zat besi pada masa ini dapat menyebabkan gangguan kognitif, penurunan kemampuan belajar, dan masalah perilaku yang bisa bertahan hingga dewasa. Suplementasi zat besi membantu memastikan otak bayi berkembang optimal.
Baca Juga: Kekurangan Zat Besi pada Anak bisa Memengaruhi Performa Belajar
Meningkatkan daya tahan tubuh
Zat besi juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Bayi yang kekurangan zat besi lebih rentan terkena infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernapasan.
Dengan kadar zat besi yang cukup, sistem imun bayi bekerja lebih baik sehingga tidak mudah sakit.
Mendukung pertumbuhan fisik
Studi menunjukkan bahwa kekurangan zat besi kronis pada bayi bisa menghambat pertumbuhan tinggi dan berat badan. Suplementasi zat besi yang tepat membantu bayi tumbuh sesuai usianya.
Mengurangi risiko keracunan timbal
Bayi yang kekurangan zat besi cenderung menyerap lebih banyak logam berat seperti timbal dari lingkungan. Hal ini bisa berbahaya bagi sistem saraf.
Meski suplementasi zat besi sangat bermanfaat, jangan memberikannya tanpa konsultasi dokter. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi suplementasi, termasuk zat besi.
Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan Ai Care yang tersedia di App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Medline Plus (2024). Anemia caused by low iron - infants and toddlers. Available from: https://medlineplus.gov/ency/article/007618.htm
Shasta A. McMillen, et all (2022). Benefits and Risks of Early Life Iron Supplementation. Available from: https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9608469/
WHO (2023). Daily iron supplementation in children 6-23 months of age. Available from: https://www.who.int/tools/elena/interventions/iron-children-6to23